Pameran ‘Sama Sisi’, Seni Abstrak Bernilai Tinggi Karya Putu Bonuz

seniman bali

S eniman asal Bali, Putu “Bonuz” Sudiana tengah menggelar pameran tunggal yang bertajuk ‘Sama Sisi’ di Orbital Dago, Jl. Rancakendal Luhur No. 7, Bandung. Pameran ini berlangsung mulai dari 21 Januari hingga 15 Februari 2020.

Pameran ‘Sama Sisi’ menghadirkan gambar abstrak penuh presisi dengan pesan kehidupan yang seimbang.

Putu Bonuz sendiri merupakan seorang seniman kelahiran pulau Nusa Penida Bali, 47 tahun silam. Pria yang akrab disapa Bonuz ini dikenal sebagai sosok seniman yang berkarya dengan spontanitas dan tanpa dipikirkan terlebih dahulu.

Meski terkadang pertimbangan artistik tetap terjadi, namun hal tersebut bukanlah penentu utamanya. Dalam melakukan proses melukis, Bonuz sangat menghindari intervensi atau kalkulasi pikiran. Bonuz lebih senang melukis sambil mengobrol atapun mendengarkan obrolan.

“Tujuannya untuk mengalihkan pikiran dari proses melukis. Pikiran ada di obrolan, perasaan dan tangan terfokus di lukisan. Kalau banyak pertimbangan pikiran ketika melukis, misalnya soal warna atau komposisi, lukisan jadi kaku. Karena saya melukis abstrak, memulai dan mengakhiri proses melukis lebih ditentukan oleh keputusan hati,” ungkap Bonuz.

 

pameran seni bandung

Dalam pamerannya ini, pengunjung akan disuguhi sebuah karya dengan goresan kuas yang meliuk-liuk dan garis-garis lurus yang tegas, belobor cat yang tebal-tipis kadang menumpuk dan menyebar sekitar bidang kanvasnya.

Disajikan dalam kanvas yang berbentuk persegi, Bonuz menganalogikan kanvas tersebut sebagai batas dirinya dalam menuangkan enerji ke dalam bentuk lukisan. Kanvas juga dianggap sebagai batas penjelajahan dan petualangan artistik Bonuz dalam mengolah sisi formal rupa yang meluap-luap dan dinamis.

Dalam pamerannya ini, Bonuz menampilkan karya-karyanya dalam berbagai rupa mulai menggunakan kanvas berukuran kecil dan juga kanvas berukuran sedang. Tak sembarangan, pemilihan dua ukuran tersebut dianggap sebagai pencariannya terhadap nilai-nilai keseimbangan.

 

pameran putu bonuz

Bonuz menganggap bahwa dirinya perlu menyeimbangkan antara kehidupan religi serta kesenimanannya. Ia banyak melakukan berbagai kewajiban lingkungan adatnya. Tetapi posisi yang paradoks itu tidak menjadi halangan baginya, bahkan memberikan nilai-nilai yang menarik ketika ia berkarya.

Dalam segi bentuk, kanvas-kanvas sebagai medium karyanya juga terbilang bervariasi mulai dari berbentuk segi empat, segi tiga, lingkaran dan juga garis lurus.

Dalam pamerannya ini, Bonuz menunjukkan nilai-nilai budaya dan religi yang telah merasuk ke dalam wilayah praktik seni rupa yang beriringan dengan perkembangan seni lukis abstrak di era 1970-an dan 1980-an.